INTRO
Ini adalah sebuah cerita tentang luka para pemilik suara. Dimana suara milik mereka selalu sia-sia. Para pemegang tahta saling berganti seusai era-nya. Mereka terpilih berkat suara-suara yang percaya, berharap nasib akan berubah selamanya.
Setiap pergantian raja, hanya harga minyak yang berubah. Dan imbas karenanya membuat semua harga menjerat leher dengan eratnya. Mereka tak mampu lagi makan dengan sempurna, meski air mata diubah menjadi penghapus dahaga.
Nasib tak pernah berubah. Meski telah memberi suara untuk memilih sang raja. Kini mereka memilih diam dalam kebisuannya. Meski pesta para jawara sudah di depan mata. Mereka memilih diam dan tak berkata. Memilih untuk melewati pesta para jawara.
Dan sekelompok orang memutuskan "haram" untuk aksi mereka. Begitu mudah memutuskan haram dengan predikat yang mereka punya, namun tak memberikan alasan apa yang melahirkan keputusan. Semua begitu memuakkan, berjalan dan menapaki semua kejadian.
Jika keputusan ini diputuskan haram, maka mari bersama-sama mengharamkan suara. Jika suara hanya melahirkan derita, agar suara tak menjadi sia sia.
Kebisuan ini lahir karena mereka juga. Mereka para jawara yang tak mampu mengeringkan air mata. Kebisuan yang lahir karena asa telah tiba pada titik nadirnya.
Mari bisu selama nya, sampai tiba hati yang bicara. Bahwa kita telah menemukan jawara yang mampu mengubah semua. Jika tidak .. MARI GOLPUT SELAMA NYA!!!!
Kalau melihat kondisi perpartaian di Indonesia sekarang ini, yang mana SISTEM SOLUSInya belum ada yang jelas untuk merubah nasib rakyat................saya juga ikut GOLPUT sambil mencari partai yang senada dengan aspirasi rakyat! ! ! !!!!!!!
Reff:Ini adalah sebuah cerita tentang luka para pemilik suara. Dimana suara milik mereka selalu sia-sia. Para pemegang tahta saling berganti seusai era-nya. Mereka terpilih berkat suara-suara yang percaya, berharap nasib akan berubah selamanya.
Setiap pergantian raja, hanya harga minyak yang berubah. Dan imbas karenanya membuat semua harga menjerat leher dengan eratnya. Mereka tak mampu lagi makan dengan sempurna, meski air mata diubah menjadi penghapus dahaga.
Nasib tak pernah berubah. Meski telah memberi suara untuk memilih sang raja. Kini mereka memilih diam dalam kebisuannya. Meski pesta para jawara sudah di depan mata. Mereka memilih diam dan tak berkata. Memilih untuk melewati pesta para jawara.
Dan sekelompok orang memutuskan "haram" untuk aksi mereka. Begitu mudah memutuskan haram dengan predikat yang mereka punya, namun tak memberikan alasan apa yang melahirkan keputusan. Semua begitu memuakkan, berjalan dan menapaki semua kejadian.
Jika keputusan ini diputuskan haram, maka mari bersama-sama mengharamkan suara. Jika suara hanya melahirkan derita, agar suara tak menjadi sia sia.
Kebisuan ini lahir karena mereka juga. Mereka para jawara yang tak mampu mengeringkan air mata. Kebisuan yang lahir karena asa telah tiba pada titik nadirnya.
Mari bisu selama nya, sampai tiba hati yang bicara. Bahwa kita telah menemukan jawara yang mampu mengubah semua. Jika tidak .. MARI GOLPUT SELAMA NYA!!!!
Kalau melihat kondisi perpartaian di Indonesia sekarang ini, yang mana SISTEM SOLUSInya belum ada yang jelas untuk merubah nasib rakyat................saya juga ikut GOLPUT sambil mencari partai yang senada dengan aspirasi rakyat! ! ! !!!!!!!
Golput merupakan orang-orang yang kritis, pada umumnya adalah mereka-mereka yg berasal dari golongan menengah ke atas, dan tidak dapat dipungkiri juga berasal dari semua golongan yang merasa terzhalimi. Mereka sulit dipengaruhi karena sudah rasional, memahami tindak-tanduk perpolitikan kita dan mosi tidak percaya akibat dari perjalanan waktu.
Dalam Ijtima Ulama, MUI mengeluarkan fatwa bahwa golput haram hukumnya bila masih ada pemimpin yang layak pilih. Bila tidak ada pemimpin yang layak dipilih, maka tetap harus memilih calon yang baik dari yang terburuk, dan ada anjuran di balik fatwa itu yang tidak kelihatan. Kiai memasuki wilayah yang bukan wilayahnya, ini akan berimbas negatif pada mereka, bagaimanapun, dari segi sosiologis, fatwa ini tidak akan efektif.
Yang sudah pasti bahwa, memilih itu hak. Memang ada yang akan terpengaruh akan fatwa ini, tetapi tidak akan signifikan dan belum tentu sesuai dengan harapan.
Kontra:
Menjamurnya "Partai Golput" selama ini diharapkan akan dapat "mengerem" tingkah laku para politikus anggota dewan serta Presiden dan Wakil Presiden agar tidak semena-mena membuat "kebijakan yang menyengsarakan rakyat" dengan mengklaim bahwa dirinya sebagai mewakili kehendak "mayoritas rakyat".
Siapa pun yang terpilih sama saja, kondisi kesejahteraan rakyat tidak akan banyak berubah. Mau percaya atau tidak percaya, boleh saja, tapi percayalah !!!.
Bahkan juga, sebenarnya kita ini sudah tidak lagi mampu mengeluh atas keadaan dan situasi yang melingkupi tingkat kesejahteraan kita pada umumnya.
Kita dihadapkan pada keadaan yang hanya akan "menyakiti" kesejahteraan kita saja.
Kita tak lagi punya kesanggupan dan kesempatan untuk memilih yang selainnya sosok-sosok yang pada masa lalu maupun masa sekarang ini pernah "menyakiti" kita lewat kebijakan yang mereka putuskan.
Maka fenomena kemenangan Golput ini sangat besar artinya. Fenomena ini adalah cermin dari kurangnya kepercayaan rakyat terhadap para kontestannya. Dengan demikian maka sesungguhnya mereka para pemimpin yang terpilih pun hanya mempunyai legitimasi yang relatif rendah.
Hari ini, kita telah diberikan oleh-Nya apa yang kita inginkan, bahkan kita telah berhasil menggapai idam-idaman kita untuk memilih langsung pemimpin kita. Tapi apa lacur ?, berulangkali kita tak pernah berhasil memilih pemimpin yang mampu mensejahterakan kita. Nyaris tak berbeda dengan apa yang kita keluhkan pada masa kepemimpinan Presiden HM Soeharto, mereka hanya mampu mensejahterakan diri mereka dan keluarga mereka saja. Hanya mereka yang di "Kursi Kekuasaan" dan hanya mereka yang duduk di "Senayan" saja yang diuntungkan dengan semuanya itu.
Karena sejatinya mayoritas dari kita ini lemah dalam menimbang dan memilih pemimpin yang baik dan yang akan mampu menyejahterakan rakyatnya.
Mayoritas dari kita ini seringkali, bahkan selalu hanya menyukai kemasan-artifisial ketimbang isi-substansi, sehingga selalu mengabaikan rekam jejak sejarah dari pemimpin itu, perjalanan kepemimpinannya yang panjang dan kompleks.
Kepada mereka para pemimpin itu perlu kita pertanyakan, mereka itu pernah berbuat apa saja untuk mensejahteraan rakyat ini ?, mereka itu bisa melakukan apa untuk mensejahterakan rakyat ini ?, mereka telah punya prestasi apa dalam mensejahterakan rakyat ini ?.
Jangan-jangan mereka itu sesungguhnya tidak pernah berbuat apapun untuk mensejahterakan rakyat ini, selain hanya mensejahterakan diri mereka dan keluarga mereka. Jangan-jangan sesungguhnya mereka itu tak punya konsep apapun untuk mensejahterakan rakyat ini, selain bekal konsep untuk mensejahterakan diri mereka dan keluarga mereka.
Mayoritas dari kita ini dahulu begitu "muak" dan "membenci" kepemimpinan Presiden HM Soeharto, karena menurut kita hanya mensejahterakan dirinya dan keluarganya. Sehingga mayoritas dari kita ini kemudian bersepakat untuk "membakar" negeri ini untuk menggulirkan reformasi.
Golput telah Menang dan Akan kembali Menang!!
Hancurkan kekusaaan dan kerakusan Partai Borjuasi dengan bergabung di Partai Golput, Partainya Rakyat Indonesia!!
Pemenang pilkada di sejumlah pilkada wilayah adalah ‘golongan putih’ atau ‘golput’. Demikian pula yang diharapkan akan terjadi pada Pemilu Legislatif dan Pilpres pada tahun 2009 mendatang.
Zaman sekarang ini, sudah tak ada lagi yang bisa diharapkan dari meraka para pemimpin itu, mereka yang sebenarnya tidak bisa berbuat untuk mensejahterakan rakyatnya, mereka yang hanya mengandalkan polesan “gincu”-nya, mereka yang mengandalkan ”posisi”-nya saja, mereka yang hanya mengandalkan kedudukannya sebagai ketua partai, mereka yang berbangga dengan predikatnya sebagai ekonom sukses, mereka yang menyandang keturunan sebagai darah biru bangsawan ningrat jawa.
40% Golput di tahun 2004 akan meningkat ditahun 2009, disebabkan kondisi perpolitikan bangsa yang tidak menunjukan arah pembaruan yang signifikan malah semakin terjerumus pada praktek politik praktis dan hanya menciptakan tokoh-tokh politik karbitan (badut-badut politik yang meramaikan arena sirkus diSENAYAN).
Tahun ini, 2009, Indonesia akan menyelenggarakan 'Pesta Demokrasi' lima tahunan, dimana suara rakyat tiba-tiba menjadi penting.
Meng-qoute lagu Pemilihan Umum yang sering terdengar pada masa Soeharto: "...Pilihlah wakilmu yang dapat dipercaya. Pengemban AMPERA (amanat penderitaan rakyat) yang setia...", rakyat Indonesia yang jadi facebooker ini tentunya adalah rakyat terdidik (sehingga bisa memakai komputer dan mengakses internet), dan bisa diasumsikan sebagai pemilih rasional yang mempertimbangkan positif-negatifnya tindakan memilih satu partai atau calon --apakah memenuhi kriteria tersebut di atas atau tidak.
Stretch:
Posting ini adalah survey kecil-kecilan untuk mengetahui seberapa antusias rakyat Indonesia yang menjadi pemilih terdidik dan rasional untuk ikut serta dalam Pemilu 2009.
Masa depan demokrasi di Indonesia ada di tangan para pemilih rasional.
Posting ini adalah untuk mereka yang pada Pemilu 2009 nanti:
1. tetap konsisten untuk jadi Golput, atau
2. sedang berpikir-pikir untuk jadi Golput
Silakan tulis juga komentar dan pemikiran Anda di bawah. Terima kasih.
End
( Disadur dari berbagai Sumber )
3 comments:
Hidup untuk GOLPUT...
GOLPUT untuk hidup...
Why not...
golput yaa,,,,aku juga golput
Saye urang sambas juak!
Posting Komentar