Kronologi Kerusuhan SAMBAS

PK : Kronologi Kerusuhan SAMBAS

Mohammad Rosadi
Mon, 29 Mar 1999 10:04:59 -0500

-->
Assalamualikum wr.wb
Berikut saya teruskan email dari seorang rekan tentang kronologis
kerusuhan di kabupaten sambas.

Wassalam
Mohamad Rosadi
======================================================================
>Berita PK:
>http://www.keadilan.or.id
>
>---------- Forwarded message ----------
>Subject: Kronologi Kerusuhan di Kabupaten Sambas
>> Ass. wr. wb.
>>
>> Untuk memberikan informasi yang "sebenarnya" terjadi sehubungan
dengan
>> Kerusuhan di Kabupaten Sambas Kalbar, maka saya teruskan informasi
>> dari milis yang bersumber pada Laporan Pos Keadilan Kab. Sambas
>> Kalbar, di  bawah ini. Selamat disimak dan mohon juga dicek ulang
>> dengan sumber-sumber lainnya.
>> Terima kasih atas perhatiannya.
>> Wass. wr. wb.
>> "Ummu Ja'far -" <[EMAIL PROTECTED]> on 03/26/99 01:34:56 PM
>>
>> *************************************
KRONOLOGIS KERUSUHAN di KABUPATEN SAMBAS
Tim Pencari Fakta DPD Partai.Keadilan Kab.Sambas

Ada beberapa peristiwa yang dapat dijadikan pemicu kerusuhan
diantaranya :
Peristiwa tertanggapnya seorang warga Madura dari Desa Rambayan     Kec.
Tebas yang ketahuan akan mencuri Motor di Desa Parit Setia Kec. Jawai,
sedangkan dua temannya lagi berhasil meloloskan diri, tersangka
tersebut sebelum diserahkan kepada pihak aparat sempat dianiaya atau
dipukuli oleh warga setempat.  Pihak keamanan kemudian menyerahkan
tersangka ke pihak keluarganya (di Desa Rambaian) tetapi pihak tersangka
tidak menerima atas perlakuan warga tersebut dan indikasi akan melakukan
pembalasan. Peristiwa ini terjadi kira-kira akhir Ramadhan 1419 H.

Tanggal 19 Januari 1999 di Desa Parit Setia

Penyerbuan orang Madura ke Perkampungan Melayu dengan 3 truk berisi
300 orang yang menelan korban 3 orang, dua orang melayu, 1 Dayak
Mu'alaf. 1 orang mati di tempat, 2 meninggal di rumah sakit.  Setelah
peristiwa tersebut diadakan upaya damai dengan mediator camat tebas,
namun pihak melayu merasa tidak puas sebab penyerbuan tersebut dianggap
di tolerir tanpa hukuman yang berarti.  Oknum yang terlibat langsung
dalam penyerangan tersebut yang dianggap sebagai tertuduh (pembunuh)
setelah disidik menurut saksi korban ternyata bukan pelaku sesungguhnya
dan hingga saat ini pelakunya masih misteri.  Pihak melayu meminta para
pelaku seluruhnya ditindak tetapi pelaku yang ditangkap hanya 1 orang
yakni anak kepala Desa yang mempunyai truk sedangkan dari pihak melayu
ditangkap (diamankan sebanyak 8 orang kesemuanya mengaku sebagai
penganiaya pencuri kendaraan.

Tanggal 26 Januari 1999, Singkawang

Forum Komunikasi Pemuda Melayu (FKPM) dibentuk dengan pemrakarsa :
Uray Aminuddin, SH (Staff Pemda Bagian Hukum) dan Rosita Nengsih, SH
menuntut kasus Parit Setia dituntaskan melalui jalur hukum sebagai ketua
adalah M. Jamras (kontraktor dan termasuk jawara warga melayu).

Tebas, 21 Februari 1999

Seorang warga Madura berinisial Rd turun dari Bis jurusan Pontianak
Kertayasa di Semparuk dengan tidak membayar ongkos sehingga Kernet
bernama Bujang L. Idris (Warga Melayu) marah. Sore harinya warga
Madura menghadang si kernet yang berasal dari Semparuk diterminal
Semparuk kemudian si madura menikam kernet melukai jari tangn dan kaki
kanannya. Melihat kejadian itu warga Melayu yang berada di terminal
tersebut menghampiri dan mengeroyok si Pelaku penikaman hingga tewas.
Kemudian si kernet yang segera dilarikan ke rumah sakit siisukan
meninggal maka sore itu juga terjadi pembakaran rumah-rumah yang
dilakukaan oleh Warga Melayu, kemudian meerebak ke beberapa daerah
sekitar Tebas antara lain:
Tebas Sungai, Sunai Kelambu dan daerah sekitarnya yang merupakan
pemukiman Madura. Dari peristiewa tersebut warga Dayak di Sungai Kelambu
mulai ikut terlibat pembakaran bahkan bertindak sebagai motor penggerak.
Perlu diketahui bahwa salah satu Kepala Suku Dayak Sungai Kelambu
menjadi korban orang Madura pada peristiwa Sanggau Ledo tahun 1997.

Pemangkat, 1 Maret 1999

Terjadi penganiayaan terhadap 6 orang pekerja buruh jalan dari warga
madura, 4 orang meninggal 1 orang meninggal diantaranya meninggal
di tempat dan 2 orang lolos

Desa Lonam Kec. Pemangkat

Seorang ibu peladang (melayu) ditakut-takuti dan dikejar oleh sekelompok
Madura (pencari rumput) kemudian warga Melayu di sekitar Lonam yang
tadinya tidak ingin terlibat akhirnya membakar rumah-rumah orang madura
di desanya (dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa karena penduduknya
telah diungsikan).  Pembakaran menjalar ke jalur lintas pemangkat
(Gresik, Pusaka, Harapan, Pemangkat Kota, Lonam dan Sinam).
Adanya penyulutan di mana pihak Madura menantang pihak melayu dengan
ucapan bahwa orang melayu tidak akan melawan orang Madura kalau tidak
didukung orang dayak, salah satu cara pembakaran dengan cara disediakan
obat nyamuk yang sudah menyala, sebatang korek api dan sebotol bensin
yang diletakkan berdekatan dengan sasaran, yang beberapa saat kemudian
terjadi kebakaran yang tidak diketahui siapa pelakunya  **** (
PROVOKATOR????? :-( .....) *******

Pemangkat (Desa Prapakan)

Pihak madura melakukan pencegatan di jalur lintas Pemangkat khususnya
Desa Prapakan.  Salah seorang korban bernama Manurung (warga Batak)
seorang pensiunan Guru dimana isterinya warga Dayak mobilnya dibakar
dan diisukan ada korban jiwa dalam pembakaran tersebut orang Melayu
(Pemuda-pemuda yang sebagian besar pengangguran) melakukan pembakaran
yang membabi-buta yang didukung warga Dayak.

Pemangkat, 17 Maret 1999

Terjadi pembakaran serentak di beberapa Desa antara lain : Gresik,
Prapakan, Sungai Palai, Parapakan Serdang, Parit Sinam dan Parit
Baru)

Selakau, 17 Maret 1999

Terjadi tabrak lari di pasar Selakau oleh orang Madura, tersangka
lari dan tertangkap oleh masa dan dianiaya sampai meninggal.  Masa
spontan berkumpul mencapai kurang lebih 1.000 orang sedangkan aparat
sedikit dan masa bergerak ke beberapa arah melakukan aksi pembakaran
rumah yang sudah ditinggalkan oleh penghuninya (Madura) sore harinya
terjadi pembunuhan orang Madura yang baru datang dari Laut setelah 4
hari mencari ikan di laut saat orang tersebut hendak menjual ikannya.
Selanjutnya pembakaran massal terjadi pula di Desa Mentibar sampai
di daerah pegunungan Selindung.

Samalantan, 17 Maret 1999

Menyusul terjadinya kabar pembunuhan 1 orang Dayak di Pemangkat
oleh orang Madura orang-orang Dayak membakar pemukiman warga Madura yang
telah ditinggalkan penghuninya, pasukan Dayak diisukan menyerang
kota Singkawang, hal ini dipicu oleh isu meninggalnya seorang warga
Dayak di Desa Prapakan Pemangkat. Terjadinya pencegatan oleh orang
Madura dimana 1 orang Dayak terbunuh dan otomatis jalur Samalantan
ditutup.

Sanggau Ledo, 17 Maret 1999

Adanya pembakaran pemukiman Madura karena adanya berita terbunuhnya
orang Dayak di Pemangkat (pada umumnya warga Madura telah
diungsikan ke pasir Panjang sebelum pembakaran).  Tersebar isu Dayak
Pedalaman akan turun ke kota Singkawang namun aparat  sudah siap siaga
dan dapat diblokade di kompi Batalyon 641 Beruang Hitam, Dayak kembali
dan mengambil jalan lain ke daerah bukit Batu.

Kamis dinihari tanggal 18 Maret 1999 terdengar letupan senapan,
kabarnya dayak datang kembali namun berhasil diblokade oleh pasukan
keamanan.
Jum'at siang 19 Maret 1999, Dayak Pedalaman sudah memasuki batas
blokade keamanan, tawar-menawar tidak dapat diatasi kemudian aparat
memerintahkan kepada penduduk Madura (khususnya wanita dan
anak-anak untuk mengungsi).  Aparat menyiapkan truk dan diangkut ke
Pasir Panjang ada sebagian warga yang mendapati orang Dayak Pedalaman
yang pergi ke Desa untuk membeli rokok dengan membawa uang yang cukup
banyak.

Singkawang

Pemukiman Madura yang semula tidak ada tanda-tanda akan dijadikan
lahan pembakaran sudah mulai dikosongkan (Condong, Roban dan Pasiran)
tetapi masih ada juga yang tetap terutama di daerah yang dekat kantor
atau markas keamanan.  Berkembang isu juga bahwa beringasnya aksi
dayak ini disulut oleh terjadinya pemboman kapal pasukan Dayak oleh
pasukan Artileri ABRI di sungai Selakau beberapa waktu yang lalu.

Sedau

Pada awal kejadian di daerah-daerah lain terjadi, warga Melayu
Sedau tidak terlalu terpancing dan sebagian tokoh masyarakat
mengharapkan agar tidak terjadi seperti di daerah lain, tetapi karena
ada hasutan dari warga Melayu daerah lain diantaranya dengan mengirim
(afwan) celana dalam maka wargapun terhasut dengan berencana membakar
pemukiman Madura.
Maka warga Madura diungsikan ke Singkawang dan Pontianak dan upaya
penyerbuan atau pembakaran dapat diatasi oleh aparat kepolisian dan
tentara.


Hal-hal yang bisa diperhatikan terutama di daerah Singkawang kota :

a. Aparat menginstruksikan melalui para bintara agar masyarakat
mengambil peran aktif didalam menjaga keamanan lingkungan, ada
slogan selamatkan diri masing-masing (SDM).  Pada hari jum'at
siang (19 >> Maret 1999) kondisi Singkawang cukup tegang dengan
isu Dayak masuk kota ditambah dengan aksi hilir mudiknya anggota
keamanan dengan senjata lengkap (rata-rata 1 aparat dengan 2
senjata ; pistol dan senapan laras panjang).

b. Di tingkat elit sipil kab. Sambas beredar kecurigaan keterlibatan
inteligent militer yang sengaja mengambil kepentingan terhadap
peristiwa ini sebagai contoh ketika hal ini diungkapkan oleh salah
seorang Eselon III (Kepala BPS) di depan Bupati dan Muspida,
tanggapan dari Polres kurang memuaskan dengan mengemukakan alasan
berkaitan dengan HAM.
Bahkan dalam mengungkapkan ketidak puasan salah seorang pejabat
tadi mengatakan : "ABRI terkesan kurang berwibawa dibandingkan
daripada Dayak",dan hal ini diiyakan oleh kepada MAWIL Hansip
setempat (purnawirawan ABRI)

c. Warga Melayu umumnya ikut tersulut oleh peristiwa di daerah lain
dan sedikit warga yang memahami kondisi secara objektif.  Warga
mudah tersulut oleh isu yang berlebihan sebagai contoh ketika
Jum'at  Siang 19 Maret tersebar isu orang-orang Dayak Pedalaman
Memasuki Singkawang maka secara spontan warga Melayu mempersiapkan
senjata tajam berupa pedang, parang, golok, tombak disertai dengan
memakai pita kuning maka semua toko di jantung kota tutup dan
sebagaian besar kantor-kantor tutup sebelum waktunya
(Perlu diingat bahwa pita kuning adalah lambang melayu dan pita
warna merah adalah Dayak).

Tersebar pula isu bahwa penyerbuan ke pemukiman Madura singkawang  kota
akan dilakukan tanggal 18 Maret 1999 dan apabila gagal maka tanggal 21
Maret 1999, yang anehnya justru warga Melayu yang bersiap-siap dengan
persenjataan yang berlebihan dengan dalih Madura akan menyerang Melayu
apabila Melayu tidak siap atau bersenjata (Alhamdulillah sampai saat ini
tidak ada kerusuhan di Kota Singkawang)

Kasus yang berhadapan langsung dengan tokoh PK di Kab. Sambas

1. Seorang supir Oplet, abang ipar Sapoead (Pengurus DPD PK Sambas
dipaksa untuk menyeret dengan opletnya mayat orang Madura yang
sudah  dipenggal lehernya (dadanya sudah bolong tanpa hati dan
jantung) kurang lebih berjarak 3 Km menyusuri jalan propinsi
sepanjang Desa Pusaka.
Supir tersebut diancam kalau tidak mau menyeret mayat mobilnya
akan dibakar

2. Tarmizan, adik ipar Sapoead (Pengurus DPD PK Kab. Sambas)
melihat langsung kejadian ada mayat warga Madura tanpa kepala,
hati dan jantungnya telah diambil kemudian dibakar dan dimakan
oleh orang-orang Dayak (Daerah Setapuk)

3. Salah seorang pengurus DPD PK Sambas (Idris) yang bertugas
sebagai supir perusahaan kue dicegat oleh sekelompok warga Melayu
di Pemangkat, dan menanyai pimpinan rombongan bernama Suroso
(Simpatisan PK). setelah  menjelaskan bahwa dia berasal dari Jawa
maka mereka disuruh melanjutkan perjalanan.  Alhamdulillah Allah
SWT melindungi hamba-Nya, karena yang ditanya adalah pimpinan
rombongan bukan supir (Idris) yang berasal dari Madura


Singkawang, Senin 22 Maret 1999


Mengetahui

Ketua DPD Partai Keadilan                Tim Pencari Fakta
Kab. Sambas

Ttd                                      ttd


(Ustadz H. Ahmad Hambali, Lc)        (Drs.R.Arso BR, Sapoead, Asep
                       S,A.Ak)


Bagi Yang ingin mengirimkan donasinya ke Posko Keadilan kirimkan ke
BCA Pontianak : No. 0290428009 an. Arif Joni Prasetyo ST

Disadur dari mailing list milik bapak Mohammad Rosadi.


22 comments:

Anonim mengatakan...

Suatu PEncerahan kronologis yang bagus. Memang ini penting juga untuk menjaga keKhawatiran publik yang tidak tahu kejadian sebenarnya akan berasumsi bahwa Melayu Sambas bangsa yang brutal.
Pada hal kan tidak, buktinya Dayak dan tionghoa bisa berdampingan dengan Melayu Sambas.

Kurniadi Bulhani mengatakan...

bagus postingnya..tapi disini kita ama orang madura ok. aku biak sambas...Waspad Terus gitu aja...

Donny Ardalando mengatakan...

To Loung Andi :
Posting tersebut sengaja tidak saya ubah alias diambil sesuai dari bentuk aslinya, mengingat hal ini sangat krusial dan memiliki potensi negatif jika salah menanggapinya.Tujuannya hanya supaya masyarakat tahu akan fakta yang terjadi dilapangan mengenai detail kejadian berdarah tersebut, harapannya semoga tidak terulang kembali.

Donny Ardalando mengatakan...

To Kurniadi Bulhadi:
Tidak semua orang Madura jahat koq, toh temanku sendiri banyak juga orang Madura, aman-aman saja.Cuma memang sikap keras mereka itu yang sering disalah artikan, seolah-olah mau ngajak kelahi, padahal cuma nada mereka itu agak tinggi, kalau sudah terbiasa sih, ngga masalah.

Menurutku masalah baik atau buruknya sikap seseorang bukan berdasarkan ras ataupun suku, tetapi akhlak masing-masing dan pendidikan kita.

Anonim mengatakan...

Wah...serem juga ceritanya..
Semoga fakta ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua yah!!!!

ela septiani mengatakan...

ceritanya menarik dan bisa menjadi pelajaran bagi saya sendiri selaku orang madura agar menjadi individu yang mawas diri....tapi mungkin hanya sebagian kecil margaku yang sadar akan hal tsb.SAYA SELAKU ORANG MADURA
mohon maaf yang seeeeeeeeeeeeeeebesar besarnya kepda warga MELAYU dan DAYAK atas kesalahan yang telah di buat oleh Wargaku.....semoga tidak terjadi hal yang seperti itu lagi amiiiiiiiiin...........

Donny Ardalando mengatakan...

Buat Ela:
Terima kasih atas komentarnya.Fakta diatas merupakan titik hitam sejarah yang berusaha ingin dilupakan.
Sekarang antara kesemua warga termasuk Madura (berdomisili di kota Pontianak) sudah menyatu kembali dengan warga asli, termasuk Melayu dan Dayak, dikota Sambas, walaupun tidak ramai dan masih takut akan keberadaan mereka terekspose oleh khalayak ramai, tetapi mereka sudah berusaha membaur dan meninggalkan perilaku keras yg identik dengan mereka.

Pelajaran yang sangat berharga buat kita semua.
Amin.....

RUDIANSYAH mengatakan...

Kejadian seperti ini adalah pengalaman pahit untuk kita semua,,,
Penglaman pahit itu terjadi tidak lagi memandang sesama saudara muslim,,Ingatlah saudaraku,,semua kejadian ini mungkin saja telah di manfaat kan oleh orang kafir,,yg ingin memecah belah antar sesama muslim,,,

Anonim mengatakan...

@Rudiansyah:
Jangan mudah menuduh sembarangan .....Konflik ini murni konflik antar etnis, jangan coba2 memasukkan unsur-unsur agama dengan menuding agama lain sebagai pelakunya.

Saya sebagai orang muslim dan penduduk asli kota Sambas tidak setuju mengatas namakan "muslim" atau tidak lalu menuduh agama lain sebagai biang pelakunya.

Mohon pengertiannya.

Anonim mengatakan...

Rudiansyha> jangan bawa nama agama dunk

saya juga warga asli sambas wktu itu sy kelas 3 SD, saya juga sangat takut saat perisstiwa ini

ayu mengatakan...

aku anak Madura yg baik,
:-)
aamiin...

Anonim mengatakan...

@Rudiansyah:
SAYA ANAK ASLI SAMBAS..
DAN SAYA SANGAT MENGERTI SITUSASI KONDISI SAAT ITU,
KEJADIAN INI MURNI KONFLIK ANTAR ETNIS,JANGAN MENYANGKUT PAUTKAN MASALAH AGAMA.
SAYA JUGA SEORANG MUSLIM,WARGA MELAYU SAMBAS.

Donny Ardalando mengatakan...

@All.
Terima kasih atas komentarnya.Silahkan meninggalkan pesan dan kesan yg baik sebelum mengisi komentar.

bengiadi mengatakan...

saya sih baru denger crt aslinya disini,..krn saya org bogor.....buat yg bikin blog ini terima kasih atas infonya...aku jadi tau yg sbenarnya.....

bunk yoen mengatakan...

mantap ceritenye bro,,,
izin copas ye,, buat literature jak,,,, ^_^

yok kite budayekan menulis biar daan luppa' dg Sejarah dan Kebudayaan Sambas kite tercinte

direct mengatakan...

Assalammualaikum Wr.Wb

Saya bertempat tinggal di Madura. Keturunan blasteran.. Bokap jawa, Nyokap Madura.. Selama saya tinggal di Madura, perlakuan buruk orang madura ya pasti adalah namanya jg manusia, dan tentu perlakuan baik nya pun jg ada. tdk terlepas di daerah lain di belahan dunia ini orang baik dan jahat pun psti ada. nah itu tergantung bagaimana kt menyikapinya.

Orang Madura selama ane berkawan dengan mereka Asyik asyik saja, dan bny jg yg Baik dan tidak brutal atau keras seperti apa yg di gembar gemborkan di luar sana bhwa Madura itu Bengis dan jahat... TIDAK BENAR itu.. itukan hanya Rumor dan isu atau legenda.

nah kejadian kerusuhan di Kalimantan tersebut yg seakan akar pokok permasalahan didahului olh orang madura (padahal belum tentu jg...)
masyarakat luas memukul rata bhwa orang Madura semuanya adalah biang keladi pembuat onar.

ok katakanlah memank benar pd kerusuhan itu merupakan kesalahan dr orang madura. jika begitu menurut saya hal ini kita menyikapinya lebih kpd baik dan buruk sifat manusia. mksd saya ada sifat buruk dan baik. nah jangan memukul rata bhwa orang suku ini adalh begini krn kemarin si anton dan kelompoknya melakukan pembunuhan masal. nah krn perbuatan segelintir orang dan kelompoknya maka imit jelek jg tertanam pd suku yg bersangkutan.

di daerah madura sendiri ada bertempat tinggal orang dari daerah kalimantan. tetapi orang madura tidak memusnahkannya. seperti apa yg terjadi di sampit, semua orang madura di bantai dan dihabisi. padahal diantar mayat yg sdh dibunuh oleh dayak ada jg orang madura yg tak berdosa, anak-anak balita yg tak tau apa apa...

kedamaian yg selalu kita dambakan tercipta di Nusantara kita ini. yg lalu mari kita jadikan pembelajaran utk mnjd lebih baik dan harmonis kedepannya...

SALAM

Anonim mengatakan...

Manusiamu,tidak ada orang,atau dari etnis apapun yang sempuran budi pekerti,perilaku,dan tingkah lakunya.Kita tidak bisa menjeneralisir suku ini begini,suku itu begitu.Manusia tidak ada yang sempurna,kita eratka keberagaman dalam kesatuan bingkai bangsa.Buat saudara kita di Ambon,perbedaan itu anugerah,alangkah indahnya perbedaan dan keberagaman itu harmonis dan berdampingan.Salam dari Bumi Orang Halus di pantai Utara

Anonim mengatakan...

napa sih harus kerusuhan d sambas
yang kena imbasnya tu kami anak yang msh kecil
kemarin tu q msh kecil byk darah madura jahat

Anonim mengatakan...

1. Kronologi peristiwa.

a. Pada tanggal 17 Januari 1999 pukul 01.30 WIB telah ditangkap dan dianiaya pelaku pencurian ayam warga suku Madura oleh warga suku Melayu.

b. Pada tanggal 19 Januari 1999 sekitar 200 orang suku madura dari suatu desa menyerang warga suku Melayu desa lainnya.

c. Hari berikutnya terjadi perkelahian antara warga suku Madura dan warga suku Melayu karena tidak membayar ongkos angkot. Kejadian ini berkembang menjadi perkelahian antara kelompok dan antara desa yang disertai pembakaran, pengrusakan dan tindak kekerasan lainnya.

d. Warga suku Melayu dibantu suku Dayak melakukan penyerangan, pembakaran, pengrusakan, penganiayaan dan pembunuhan terhadap warga suku Madura dan selanjutnya saling membalas.

e. Peristiwa berkembang dengan terjadinya pengungsian warga Madura dalam jumlah cukup besar menuju Singkawang dan Pontianak.

f. Tindakan aparat keamanan antara lain :

- Melokalisir dan mencegah meluasnya kejadian,

- Membantu mengevakuasi para pengungsi, melakukan pencarian dan penyelamatan suku Madura yang melarikan diri kehutan,

- Membantu para pengungsi ditempat penampungan,

- Mengadakan dialog dengan tokoh masyarakat dan pemuka agama, serta

- Melakukan upaya penegakan hukum terhadap para pelaku kriminal.

g. Korban akibat kerusuhan Sambas terdiri dari, meninggal dunia 489 orang, luka berat 168 orang, luka ringan 34 orang, rumah dibakar dan dirusak (3.833), mobil dibakar/dirusak (12) dan motor (9), masjid/madrasah dirusak/dibakar (8), sekolah dirusak (2), gudang dirusak (1) dan warga Madura mengungsi 29. 823 orang.



2. Proses Hukum.

a. Pelaku yang ditangkap 208 orang dan dalam proses peradilan sebanyak 59 orang, yang terdiri dari suku Madura 13 orang, suku Melayu 42 orang dan suku Dayak 4 orang.

b. Barang bukti disita 607 pucuk senjata api rakitan, 2.336 senjata tajam, 76 bom molotov, 86 ketapel, 969 anak panah, 8 botol dan 8 toples obat mesiu, 443 butir peluru timah, 79 peluru pipa besi, 349 butir peluru setandard ABRI dan 441 butir peluru gotri.

3. Kesimpulan.

a. Kerusuhan massal dipicu oleh adanya perkelahian individu antara suku yang berbeda dan selanjutnya meluas keseluruh kabupaten Sambas.

b. Kehadiran Pasukan Penindak Kerusuhan Massal (PPRM), telah banyak membantu penyelesaian peristiwa ini.

c. Masyarakat Sambas yang bersifat majemuk seyogyanya selalu saling menghormati adat istiadat masing-masing dan senantiasa menjaga Persatuan kesatuan.

catatan :
Membuat kesimpulan atau mencari data suatu peristiwa tidak bisa dalam waktu yang singkat. informasi yang di buat dalamn waktu yang singkat dan tidak tepat akan membuat kesimpangsiuran dan dpat menimbulkan mebuat salam persepsi serta dapat memunculkan persoalan baru.
bagi saudara - saudara ku yang ingin lebih jelas tentang kerusuhan Sambas silakan datang ke sambas dan saya siap membantu
By : Orang Sambas ( Saksi Peristiwa )

shiaboxs mengatakan...

moga pontianak aman aman saja ya

Anonim mengatakan...

konflik sambas bukan konflik agama,ttapi jg konflik antar etnis,jgn mudah menyimpulkan sesuatu,krna itu ciri orang SOK TAU ^^

Abunali84 mengatakan...

Maafkan suku kami kawan !!!
Kami tak pernah mengira, kemesraan kita selama ini rusak gara-gara nila setitik
Kami yang salah karena tidak mengerti bahwa tanah yang dipijak langitnya harus dijunjung
Kami yang khilaf
Sehingga kami terusir dari tanah tumpah darahku, hilang kenangan masa kanak-kanakku, hilang teman dan saudra-saudaraku
Maafkan kami.....
Lupakan masa kelam itu, mari kita bergandengan tangan, saling merangkul karena kita sama-sama "INDONESIA"
Kami tak seperti yang dibayangkan, karena MADURA tidak semuanya sama, penyebab kita berselisih paham karena gara-gara orang yang tidak mengerti adat-istiadat, tatakrama serta bilai-nilai persatuan
MAAFKAN KAMI KAWAN....!!!!

BY. ABUNALI JA'FAR (PUNALI)
Terlahir di Sambas Tepatnya di Desa Segarau Sungai Kec. Tebas
Pernah Sekolah di SDN 19 RAMBAYAN B TEBAS SAMBAS


Posting Komentar